SURABAYA -- Pemberian penghargaan gelar kebangsaan 'Sir' oleh Ratu Inggris Elizabeth II kepada penulis buku The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan), Salman Rushdie menuai kecaman sejumlah kalangan di Tanah Air. Kecaman antara lain datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Wahid Institut. Pemberian penghargaan kepada Rushdie membuktikan bahwa serangan terhadap Islam direncanakan.
Ketua MUI, KH Amidhan menilai pemberian penghargaan itu dinilai melukai umat Islam itu. "Betapa kecewa umat Islam sedunia terhadap penghargaan semacam ini," kata Amidhan di Jakarta, Kamis (21/6). Ia mengaku tidak habis mengerti apa yang dimaksud dengan kriteria "ksatria" dari novelis Rushdie itu. Dia mempertanyakan apakah kriterianya karena keberanian Rushdie terhadap tentangan umat Islam dunia.
"Selama ini umat Islam sudah ditindas, diserang, diadu domba, lalu sekarang diprovokasi. Saya tidak tahu maunya apa sebenarnya dunia ini," katanya.
Salman Rusdhie mendapat kehormatan sebagai salah seorang yang mendapat penghargaan dalam acara Queen Brithday Honor, Sabtu (16/7). Penghargaan itu menjadikan pengarang berusia 59 tahun ini berhak menambahkan 'Sir' di depan namanya.
Rushdie menyulut protes di negara-negara Islam di seluruh dunia karena novel The Satanic Verses pada 1989, sehingga mendiang pemimpin spiritual Iran Ayatollah Khomeini memfatwakan hukuman mati baginya karena menghujat Alquran.
Direktur Wahid Institute, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid juga mengecam keras pemberian anugerah kebangsawanan kepada Salman Rushdie.
"Kita menyayangkan sekali dan mengkritik keras atas itu, karena sangat tidak terpuji (karya Rushdie, red) semacam itu," kata Yenny Wahid di Jakarta, Kamis.
Namun menurut Yenny, meskipun pihaknya menyayangkan langkah Rushdie yang "menjual" agamanya agar menjadi terkenal, tidak ada hak bagi siapa pun untuk mencabut haknya bersuara.
Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi menilai pemberian penghargaan kepada Salman Rusdhie membuktikan serangan pada Islam itu by design (direncanakan). "Kita tersinggung dengan cara itu, tapi umat Islam sebaiknya meyakini bahwa hal itu (penghargaan) merupakan serangan by design (sengaja direncanakan)," ujarnya ketika dikonfirmasi Antara dari Surabaya, Kamis.
Menurut pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang itu, serangan kepada Islam itu dapat dikatakan by design karena dilakukan terus-menerus secara rentetan (rangkaian).
"Saya tidak bisa menunjukkan siapa di balik itu, tapi hal itu tampaknya merupakan konspirasi yang sengaja ingin menampilkan citra Islam yang buruk," ungkapnya.
Perencanaan itu, kata Hasyim, terlihat dari pelecehan terhadap Islam, Nabi Muhammad SAW, Alquran, masjid/mushala, dan sasaran lain yang memang menggugah emosi mulai dari Indonesia hingga ke luar negeri. Namun, kata mantan cawapres pada Pilpres 2004 itu, umat Islam tidak perlu menanggapinya dengan emosional, karena mereka akan justru bersorak dan masalahnya tidak selesai. (ant )
Indonesia Sesalkan Penghargaan Inggris Bagi Salman Rusdi
Pemerintah Indonesia menyesalkan pemberian penghargaan pada penulis buku Ayat-Ayat Setan Salman Rusdi. Pemerintah Indonesia belum mendapatkan alasan dari pemerintah Inggris soal pemberian gelar kehormatan ksatria bagi penulis yang pernah memicu kemarahan umat Muslim itu.
"Indonesia sendiri belum mendapatkan informasi yang memadai tentang alasan kenapa penghargaan itu diberikan kepada Salman Rusdi, apakah memang penghargaan itu diberikan karena karya-karya yang dulu pernah menimbulkan kontroversi, atau karena alasan lain, "ujar Juru Bicara Deplu Kristiarto Soerjo Legowo dalam media briefing, di Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum'at (22/6).
Menurutnya, apa yang pernah dilakukan oleh penulis ini sangat bertentangan dengan upaya yang terus dilakukan, yakni menciptakan saling pengertian antar Muslim dengan Barat, maupun Muslim dengan non-Muslim.
Lebih lanjut Kristiarto menegaskan, pemberian penghargaan dengan penilaian terhadap kesusasteraan yang dihasilkan Salam, justru akan menimbulkan kontroversi baru.
"Kita menganggap itu bukan sesuatu hal yang bisa menciptakan atmosfer kondusif terhadap upaya-upaya yang kita lakukan, " tukasnya.
Seperti diketahui, novel yang ditulis Salman Rusdi Ayat-Ayat Setan pernah mengguncangkan umat Islam se-dunia, karena isinya melecehkan Islam dan Nabi Muhammad Saw, bahkan pemimpin Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini sampai mengeluarkan fatwa hukuman mati bagi Rusdi. (novel)
Baca : 18 tahun Fatwa Mati Salman Rushdi
Dengan nama-Nya Yang Maha Tinggi
Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Rajiuun.
Saya beritahukan kepada kaum muslimin pemberani di seluruh dunia. Telah diterbitkan buku Ayat-ayat Setan yang menghina Islam, Nabi dan al-Quran. Penulis serta penerbit buku itu hukumannya adalah MATI!
Saya mengharap kepada seluruh kaum muslimin pemberani yang menemukan mereka di mana saja untuk membunuh mereka. Sehingga tidak ada lagi orang yang berani menghina hal-hal yang disucikan oleh kaum muslimin.
Siapa saja yang mati dalam usaha membunuh mereka, terhitung sebagai syahid Insya Allah. Perlu diketahui, bila seseorang mengetahui keberadaan si penulis buku, namun ia sendiri tidak dapat membunuhnya, maka ia harus mengabarkan kepada orang lain sehingga mereka yang akan melakukan pembunuhan itu dan ia dapat merasakan akibat dari amal perbuatannya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
25/11/1367 (14 Pebruari 1989)
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini
http://swaramuslim.com/more.php?id=5561_0_1_0_M
Dengan nama-Nya Yang Maha Tinggi
Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Rajiuun.
Saya beritahukan kepada kaum muslimin pemberani di seluruh dunia. Telah diterbitkan buku Ayat-ayat Setan yang menghina Islam, Nabi dan al-Quran. Penulis serta penerbit buku itu hukumannya adalah MATI!
Saya mengharap kepada seluruh kaum muslimin pemberani yang menemukan mereka di mana saja untuk membunuh mereka. Sehingga tidak ada lagi orang yang berani menghina hal-hal yang disucikan oleh kaum muslimin.
Siapa saja yang mati dalam usaha membunuh mereka, terhitung sebagai syahid Insya Allah. Perlu diketahui, bila seseorang mengetahui keberadaan si penulis buku, namun ia sendiri tidak dapat membunuhnya, maka ia harus mengabarkan kepada orang lain sehingga mereka yang akan melakukan pembunuhan itu dan ia dapat merasakan akibat dari amal perbuatannya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
25/11/1367 (14 Pebruari 1989)
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini
http://swaramuslim.com/more.php?id=5561_0_1_0_M
0 kesannya:
Post a Comment