Dalam film 2012 disebutkan jika bencana besar sudah diramalkan oleh berbagai suku kuno dunia seperti Maya, Hopi, dan juga bangsa China yang mana Kitab I-Ching juga menyebutkan. Ini benar adanya. Hanya saja kita juga harus tahu jika ramalan suku Maya terkait sistem penanggalan sonarnya sampai sekarang tidak diwariskan secara lengkap.
Sejarah mencatat, ekspansi Katolik Spanyol pada tahun 1519 atas titah Vatikan terhadap wilaah Amerika Tengah di mana Bangsa Maya hidup disertai dengan pembantaian besar-besaran dan pembakaran atas ribuan manuskrip atau kodeks Maya asli. Setelah ribuan kodeks itu terbakar barulah diketahui jika bangsa Maya memiliki keistimewaan dalam hal perhitungan perbintangan dan alam semesta. Sebab itu Vatikan mengirim kembali Pastor Diego de Landa yang tadinya bertanggungjawab atas pembakaran itu kembali ke Guatemala untuk menghimpun sisa-sisa kodeks yang belum terbakar dan menghimpunnya ke dalam satu buku.........(selanjutnya disini)
Jelas hal ini bukan upaya yang mudah. Hasilnya adalah buku yang diberi judul Relacion de las cosas de Yucatan (Yucatan Sebelum dan Sesudah Penaklukan) yang sangat banyak distorsi budaya dan fakta. Salah satunya di dalam kalimat pembuka jika bangsa Maya telah memuja Yesus ketika ditemukan, padahal ini suatu kedustaan besar. Meski demikian, sampai saat ini buku tersebut diakui Barat sebagai buku teks pertama tentang bangsa Maya dalam bahasa Barat. Buku tersebut sampai sekarang menjadi basis bagi penelitian terhadap bangsa Maya, dan segala distorsi dan kepalsuannya pun otomatis ikut berkembang dan beranak-pinak. Demikian catatan dari Lawence E. Joseph “Apocalypse 2012” (2007).
Walau demikian, belakangan masih diketemukan berbagai macam kodeks asli Maya yang berhasil diselamatkan dari pembakaran Gereja Vatikan dan luput dari rampasan Pastor Diego de Landa. Berbagai kodeks itu dibawa lari sebagian para tetua ke gunung-gunung dan selamat sampai kini. Dan dari kodeks yang selamat ini membenarkan ramalan Maya jika 2012 merupakan tahun penuh kejutan bagi pergerakan alam semesta, walau suku Maya tidak menyebutnya sebagai kiamat.
Bahtera Nabi Nuh Modern
Di dalam film 2012 digambarkan jika badan dunia dalam hal ini Delapan Negara Paling Maju Dunia atau yang lebih populer disebut dengan nama “G-8”, telah menyiapkan satu mega-proyek untuk mengantisipasi bencana besar tahun 2012 dengan membuat sejumlah kapal super besar, super kuat, dan super modern sebagai bahtera Nabi Nuh Abad Millenium.
Mega proyek ini dibangun di dalam wilayah kekuasaan Republik Rakyat China (RRC) namun Amerika tetap digambarkan sebagai komandannya. Disini ada sejumlah mitos dan ada sejumlah kebenaran.
Yang termasuk mitos, atau katakanlah sampai saat ini belum ada keterangan resmi tentangnya adalah mega proyek pembuatan sejumlah kapal super besar, super kuat, dan super modern yang dikatakan sebagai Bahtera Nuh Abad Millenium. Fakta yang ada adalah memang benar ada mega proyek yang dikerjakan komunitas internasional sebagai antisipasi bencana besar di masa depan yang mengancam bumi, namun bukan berbentuk “galangan kapal raksasa” melainkan berbentuk kubah raksasa yang dibangun ratusan meter di dalam perut gunung es di belahan bumi bagian utara.
Doomsday Vault
Doomsday Vault merupakan bangunan raksasa berbentuk kubah yang sangat kokoh yang dibangun di dalam perut bumi, berada di kedalaman 127,5 meter di perut sebuah gunung es di Kepulauan Svalbard-Norwegia, 1100 kilometer dari pusat Antartika.
Kubah ini akan menyimpan cadangan bibit dari ratusan bank benih dari seluruh dunia. Kapasitas penyimpanannya mencapai 4,5 juta sampel benih. Menurut keterangan resmi, Kubah Kiamat ini hanya menyimpan benih tumbuhan dan hewan, namun tak tertutup kemungkinan, “Bahtera Nuh Abad Millenium” berbentuk kubah raksasa ini juga menyimpan benih manusia pilihan guna menghadapi bencana besar yang diyakini bakal menimpa bumi di masa depan.
Pada hari Selasa, 26 Februari 2008, proyek senilai US$9,1 juta ini resmi difungsikan dengan kehadiran sejumlah tokoh dunia di lautan es beku tersebut. Yang hadir antara lain Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso, dan Penerima Nobel Perdamaian 2004, Wangari Maathai dari Kenya. Global Crop Diversity Trust, lembaga yang didanai FAO (Food and Agriculture Organization)—lembaga pangan di bawah PBB—dan Biodiversity Internasional yang berbasis di Roma-Italia merupakan inisiator dari megaproyek ini. Walau tidak pernah mengakui, banyak kalangan sangat yakin jika Tahta Suci Vatikan merupakan inisiator utama mega proyek ini.
Manusia Terpilih
Konsep manusia terpilih atau Manusia Pilihan atau Ras Pilihan merupakan satu konsep rasisme. Orang-orang yang percaya pada konsep ini disebut sebagai Rasialis. Dewasa ini, Zionisme merupakan satu-satunya paham pendukung rasisme paling kuat dan paling jahat yang ada di muka bumi, di mana ideologi ini berinduk pada satu kitab iblis bernama Talmud yang sarat dengan ayat-ayat rasis, bukan saja terhadap sesama manusia, namun juga banyak melecehkan peran dan keberadaan tuhan mereka sendiri.
Dalam film 2012 diperlihatkan jika hanya orang-orang super kaya, segelintir kaum ningrat dan berkuasa dunia, yang disebut memiliki Green Card atau Paspor Hijau, yang akan diselamatkan oleh Bahtera Nuh abad Millenium dari bencana besar yang melanda bumi. Sedangkan miliaran “manusia biasa” sengaja dikorbankan dan dibiarkan mati dalam ketakutan. Benarkah ada konsep Manusia Terpilih dalam kehidupan sehari-hari dewasa ini?
Harus diakui, konsep ini memang ada dan memang menjadi salah satu induk keyakinan kaum ningrat dunia yang biasa disebut sebagai kaum Globalis (Campuran dari Zionisme—Fabianisme yang sama-sama menuhankan Lucifer). Mereka percaya jika manusia tidaklah sederajat. Dalam Tata Dunia Baru (The New World Order) yang mereka bangun dan sekarang nyaris telah mewujud sempurna, umat manusia hanya menjadi dua golongan: Pertama, golongan Tuan yakni mereka sendiri, dan Kedua, golongan budak, yakni miliaran manusia diluar kelompok mereka. Tidak dikenal adanya kelompok menengah.
Talmud dalam hal ini juga mengatakan di dalam salah satu ayatnya jika hanya ras Yahudi-lah yang pantas dianggap sebagai manusia sedangkan ras lainnya dianggap sederajat dengan hewan. Berikut sebagian kecil ayat-ayat Talmud:
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
“Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi.” (Midrasch Talpioth 225)
“Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin.” (Zohar II, 4b)
“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)
“Di mana saja mereka (orang-orang Yahudi) datang, mereka akan menjadi pangeran raja-raja.” (Sanhedrin 104a)
“Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan.” (Babha Kama 113a)
“Kepemilikan orang non-Yahudi seperti padang pasir yang tidak dimiliki; dan semua orang (setiap Yahudi) yang merampasnya, berarti telah memilikinya.” (Talmud IV/3/54b)
“Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya.” (Talmud IV/1/113b)
“Orang Yahudi boleh mempraktekan riba terhadap orang non-Yahudi.” (Talmud IV/2/70b)
“Ketika Messiah (Raja Yahudi Terakhir atau Ratu Adil) datang, semuanya akan menjadi budak-budak orang-orang Yahudi.” (Erubin 43b)
Sejarah dunia, mungkin tanpa kita sadari, memang mengarah ke sana, ke dalam pembentukan pemerintahan satu dunia di mana Amerika Serikat menjadi adi daya, tuan, bagi semua bangsa di dunia. Agama-agama langit harus dihancurkan dan diganti dengan agama baru bernama “Pluralisme dan Humanisme”.
Dalam hal ini, kampanye Pluralisme dan Humanisme, menjadi agenda perjuangan kaum liberalis seluruh dunia. Di Indonesia kita mengenal Jaringan Islam Liberal (JIL) yang bergerak di bidang pemikiran dan pendidikan, dan kelompok Neo-Liberal (NeoLib) yang bergerak di bidang ekonomi-politik. Keduanya sama saja. Dan seluruh elemen pendukungnya merupakan pelayan-pelayan Lucifer atau Dajjal. Mereka biasanya memakai kedok atau topeng, sehingga biasanya mampu menipu rakyat kebanyakan, walau segelitir kaum intelektual yang kritis tetap saja tidak bisa dibohongi.
0 kesannya:
Post a Comment